Jumat, 24 April 2020

SEBERAPA PENTINGNYA ASI EKSKLUSIF BAGI BAYI???

          PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat. Pemberian ASI Eksklusif termasuk dalam PHBS di Rumah Tangga dengan upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu melaksanakan pemberian ASI eksklusif pada bayi baru lahir.
Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan alamiah berupa cairan dengan kandungan gizi yang cukup dan sesuai untuk kebutuhan bayi, sehingga bayi tumbuh dan berkembang dengan baik. Air Susu Ibu pertama berupa cairan bening berwarna kekuningan (kolostrum), sangat baik untuk bayi karena mengandung  zat kekebalan terhadap penyakit. Selain itu ASI juga menyediakan semua energi dan nutrisi yang dibutuhkan bayi untuk bulan-bulan pertama kehidupan. (Kemenkes,2016)
Dalam rangka menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi, UNICEF dan WHO menargetkan pada tahun 2030 dapat mengurangi angka kematian neonatal paling sedikit 12 per 1.000 kelahiran hidup dan kematian pada anak di bawah usia 5 tahun paling sedikit 25 per 1.000 kelahiran hidup. Hal tersebut dapat dicapai salah satunya dengan pemberian ASI eksklusif dilaksanakan dengan baik. WHO juga merekomendasikan sebaiknya bayi hanya disusui dengan air susu ibu (ASI) selama paling sedikit 6 bulan, dan pemberian ASI dilanjutkan sampai bayi berumur dua tahun (WHO, 2018).
Di Indonesia, bayi yang telah mendapatkan ASI eksklusif sampai usia enam bulan adalah sebesar 29,5% (Profil Kesehatan Indonesia, 2017). Hal ini belum sesuai dengan target Rencana Strategis Kementerian Kesehatan tahun 2015-2019 yaitu persentase bayi usia kurang dari 6 bulan yang mendapat ASI eksklusif sebesar 50%. Rendahnya pemberian ASI merupakan ancaman bagi tumbuh kembang anak yang akan berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan kualitas sumber daya manusia secara umum (Rahman, 2017).
Air Susu Ibu (ASI) memiliki banyak kandungan dan manfaat bagi bayi seperti berikut:
1.Mengandung zat gizi sesuai kebutuhan bayi untuk pertumbuhan dan perkembangan fisik serta kecerdasan.
2.Mengandung zat kekebalan.
3.Melindungi bayi dari alergi.
4.Praktis, aman dan terjamin kebersihannya, karena langsung disusukan kepada bayi dalam keadaan segar.
5.Membantu memperbaiki refleks menghisap, menelan dan pernapasan bayi.
6.Menjalin hubungan kasih sayang antara ibu dengan bayi.
7.Mengurangi pendarahan setelah persalinan.
8.Mempercepat pemulihan kesehatan ibu.
9.Menunda kehamilan berikutnya.
10Mengurangi risiko terkena kanker payudara.
Harapanya dengan adanya artikel ini dapat membantu dalam mengedukasi pembaca agar mengetahui pentingnya pemberian ASI eksklusif pada bayi dan membantu pemerintah dalam mencapai target rencana strategi Kementrian Kesehatan untuk pemberian ASI eksklusif.

Sumber :
Booklet PHBS di Rumah Tangga Kementrian Kesehatan 2016
WABA. Breastfeeding: Foundation of Life. http:worldbreastfeedingweek.org (diakses 20 juli 2020)
WHO. Infant and Young Child Feeding. http:www.who.intnews-roomfact-sheetsdetailinfant-andyoung-child-feeding (diakses 20 juli 2020)


Penulis : Denis Septian/21601101028

12 komentar:

  1. Artikel yang menarik. Saya ingin bertanya kepada penulis. Bagaimana tanggapan Anda tentang beberapa kasus ibu yang baru melahirkan tetapi ASI tidak keluar? Dan juga Bagaimana cara mengatasi hal tersebut?
    Terimakasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih yorda atas pertanyaanya, izin menjawab ya
      Jadi untuk ibu yang baru melahirkan tetapi tidak bisa mengeluarkan jangan panik dulu, hal ini memang bisa terjadi karena pengaruh hormonal pada tubuh ibu, jadi jika memang ASI belum bisa keluar cara yang harus dilakukan adalah
      1. Tetap tenang dan jangan panik
      2. Lakukan kontak kulit dengan bayi
      3. Merangsang puting dengan pijatan payudara secara lembut dengan gerakan maju dari dari dada ke arah puting.
      Usahakan hingga bisa mengeluarkan asi, jangan gunakan susu formula sbg pilihan pertama, jika masih tidak bisa keluar dalam beberapa hari baru konsulkan ke dokter mengenai pengganti ASI untuk bayi tersebut. Terimakasih

      Hapus
  2. Artikel yg menarik. Izin bertanya sodara denis, bagaimana tentang pembagian tahapan pemberian asi eksklusif?mohin penjelasannya terimakasih..
    Fathul mun'iem 21601101074

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih fathul atas pertanyaanya, izin menjawab ya, untuk pemberian asi eksklusif dalam dua tahun dibagi menjadi beberapa tahapan yaitu 6 bulan pertama hanya ASI saja, setelah itu dilanjutkan dengan pemberian ASI ditambah Makanan Pendamping ASI (MPASI), pemberian asi dilanjutkan hingga usia 2 tahun

      Hapus
  3. artikel yang sangat menarik terutama bagi ibu2 yang baru saja melahirkan dan harus mengasihi anaknya. namun saya ada pertanyaan yg ingin ditanyakan, apakah memberi ASI eksklsif bagi bayi adalah peran seorang ibu saja? bagaimana dengan peran ayah dan peran keluarga lainnya dalam mensupport pemberian ASI eksklusif bagi bayi ? terimakasih
    Alisa Qotrunnada K / 21601101050

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih nada atas pertanyaanya, izin menjawab pertanyaannya, jadi pemberian ASI eksklusif bukan hanya menjadi peran dari ibu bayi saja, tetapi dukungan suami, orang tua dan anggota keluarga lainya sangatlah diperlukan baik dukungan moril dan materiil. Contoh nya pemberian nutrisi yg cukup, menemani, dan mendampingi selama pemberian ASI eksklusif
      Terimakasih nada

      Hapus
  4. Ijin bertanya
    perkenalkan nama saya Muchammad Sulthon Yassar Tawasulloh NIM 21601101084
    di artikel tertulis menyusui sampai usia 2 tahun menurut WHO. apakah ada efek pada bayi yang masih menyusu kepada ibunya ketika umurnya sudah melebihi 2 tahun?
    Terimakasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih sulton atas pertanyaanya, izin menjawab ya
      Dari beberapa sumber yang saya baca mengenai pemberian ASI lebih dari 2 tahun memang sudah banyak dilakukan di luar negri dengan istilah extended breastfeeding, tetapi termasuk jarang terdengar di negara kita ini. Dari penjelasan yang saya dapat sebenarnya banyak alasan yang menyebabkan sang ibu tidak menghentikan pemberian ASI setelah usia 2 tahun, misalnya karena masih tidak tega menyapih anaknya, merasa belum bisa dilepaskan dari ASI, dan bisa jadi dari anak yg tidak mau beralih dari kebiasaan minum asi. Terlepas dari beberapa alasan diatas, menurut sumber yang saya baca bahwa pemberian ASI lebih dari 2 tahun memang memiliki berbagai dampak yang positif seperti meningkatkan imunitas dan berbagai keuntungan bagi ibu seperti megurangi resiko kanker payudara. Tetapi saat diatas 2 tahun (balita) baiknya sudah harus mendapat asupan yang sesuai dengan kebutuhanya, dengan cara tetap memenuhi kebutuhan nutrisinya berupa selingan pemberian susu formula dan pemberian makanan 4 sehat 5 sempurna, tidak hanya bergantung pada ASI saja, karena semakin lama produksi ASI dari ibu juga kian menurun. Terimakasih

      Hapus
  5. artikel yang menarik. saya Avicenna Shafhan Arfi (21601101008) ingin bertanya, apakah ada perbedaan kandungan antara ASI dengan susu formula yg berasal dari sapi sehingga WHO lebih menganjurkan pemberian ASi bagi bayi sebelum usia 2 tahun?
    terimakasih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih avicenna atas pertanyaanya,izin menjawab selama enam bulan pertama, dianjurkan hanya memberikan ASI, kondisi inilah yang dikenal dengan istilah ASI eksklusif. ASI mengandung kandungan nutrisi yang penting bagi tumbuh kembang bayi, seperti kolostrum, vitamin, protein, dan lemak. Selain itu, jika dibandingkan dengan susu formula, ASI lebih cocok untuk saluran pencernaan bayi sehingga lebih mudah dicedicerna

      Hapus
  6. Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh..
    Terima kasih penulis atas penjelasannya.. artikelnya insya Allah bermanfaat bagi ibu2 yang telah melahirkan dan tengah memberikan asi asi ke bayinya..

    Izin mengajukan pertanyaan..
    Pada ibu2 yang aktif bekerja diluar rumah, Bagaimana cara mengatasi pemberian ASI eksklusif pada bayinya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih isna atas pertanyaanya, izin menjawab, jadi untuk ibu2 yang aktif bekerja diluar rumah bisa menggunakan pola pemberian seperti berikut
      1. Berikan ASI sebelum berangkat kerja.
      2. Selama bekerja, bayi tetap bisa diberi ASI simpanan yg didapatkan dengan cara memerah ASI dan ditampung serta disimpan di tempat khusus sebelum bekerja.
      3.setelah pulang kerja, bayi diberi ASI langsung seperti biasa

      Hapus