Sabtu, 25 April 2020


Psoriasis Pada Kulit Kepala Dapat Diperburuk Oleh  Stres Psikologis

Psoriasis adalah penyakit kulit kronik residif dengan lesi yang khas berupa plak eritema berbatas tegas, ditutupi oleh skuama tebal berlapis-lapis berwarna putih mengkilat. Penyakit ini tidak menular, tidak menyebabkan kematian tapi dapat menyebabkan gangguan kosmetik karena mempengaruhi penderita secara kejiwaan akibat perubahan kulit berupa sisik yang tebal. Serta dapat menginfeksi semua ras, jenis kelamin dan biasanya terjadi pada dewasa muda (antara 20-59 tahun) dan jarang pada bayi serta usia lanjut. Psoriasis tidak hanya bisa terjadi di bagian luar siku, lutut, atau kuku, tapi juga bisa muncul di kulit kepala.
Pada penderita psoriasis kadang-kadang merasa nyeri, tidak nyaman, gatal-gatal, kulit kering, mengelupas, dan kemerahan. Adapun penyebab psoriasis hingga saat ini belum diketahui dengan pasti dan diduga berhubungan dengan stres psikologis, infeksi fokal, trauma mekanik, gangguan hormonal sebagai faktor pencetus. Namun yang jelas, terjadinya kelainan kulit pada penyakit ini disebabkan oleh waktu paruh regenerasi kulit yang memendek atau siklus sel lebih cepat (berlangsung 3-4 hari), sedangkan pada kulit orang normal (28-30 hari) yang diduga diperantarai oleh mekanisme autoimun. Akibatnya sel-sel kulit baru menumpuk di permukaan kulit dan membentuk plak-plak kering kemerahan, bersisik tebal dan lebar seperti ketombe.
Prevalensi psoriasis di Indonesia sendiri belum terdapat data mengenai epidemiologi dari psoriasis. Psoriasis merupakan penyakit kronik berulang, dapat mengganggu penderita dari segi penampilan fisik secara psikologis, yang dapat berdampak menurunkan kualitas hidup pasien berupa terganggunya kehidupan sehari-hari. Kualitas hidup adalah keadaan yang dipersepsikan terhadap keadaan seseorang sesuai konteks budaya dan sistem nilai yang dianutnya, berhubungan dengan kesehatan fisik, sosial dan psikologis. Pada pasien psoriasis, mereka memiliki kesulitan dalam emosi yang terlihat dari kesulitan berpenampilan, merasa rendah diri, dan merasa malu. Penderita psoriasis yang mendapat tekanan, akan menyebabkan stres psikologis, frustasi dan kecemasan. Sebab diketahui fungsi kulit penting dalam kehidupan manusia mempengaruhi citra tubuh harga diri.
Tingkat kepercayaan diri yang rendah pada penderita psoriasis dapat disebabkan oleh derajat keparahan yang semakin tinggi dan persepsi yang buruk bahwa psoriasis merupakan penyakit yang parah. Penyebab dari derajat keparahan dapat disebabkan oleh penanganan pengobatan yang tidak adekuat, perhatian keluarga dan pasangan yang kurang, infeksi. Penanganan pengobatan yang tidak adekuat akan menyebabkan terjadinya ketidakpuasan terapi dan stress pada penderita psoriasis sehingga akan memperberat derajat. Dimana, hingga saat ini belum ditemukan pengobatan mutakhir yang memuaskan penderita.
Memperhatikan tanda dan gejala biasanya membutuhkan terapi seumur hidup, sebab penyakit ini biasanya menjadi lebih berat dari waktu ke waktu. Sebaiknya penderita menghindari stress dengan cara bersosialisasi baik dengan lingkungan dan segera berkonsultasi ke dokter bila timbul skuama yang tebal. Kemudian, penderita dapat melakukan beberapa hal agar tingkat kepercayaan dirinya membaik, yaitu saling menceritakan keadaan diri mereka kepada sesama penderita psoriasis, bergabung dengan kelompok yang aktif di bidang psoriasis, dan menemui seorang profesional seperti psikiater untuk membenahi pikiran dan dari pikiran inilah mampu untuk mengontrol kondisi tubuh. Perhatian keluarga dan pasangan yang diberikan akan menjadi semangat bagi penderita psoriasis sehingga akan timbul motivasi sembuh dan derajat keparahan pun tidak bertambah parah.

Referensi :
Aprilliana, K. F. and Mutiara, H. (2017) ‘Psoriasis Vulgaris Pada Laki-laki 46 Tahun’, Jurnal Fakultas Kedokteran Universitas Lampung, 4, pp. 160–166.

Sinaga, D. (2013) ‘Pengaruh stress psikologis terhadap pasien psoriasis’, Jurnal Ilmiah WIDYA, 1(1), pp. 129–134.
Wardhana, M. (2012) ‘Stres psikologis pada pasien psoriasis: suatu kajian psikoneuroimunologi’, Mdvi, 39(1), pp. 10–14.

Penulis : SOFIA NISSA AULIYA | 21601101107

1 komentar:

  1. Ijin bertanya
    perkenalkan nama saya Muchammad Sulthon Yassar Tawasulloh NIM 21601101084
    apakah psoriasis dapat di cegah?
    Terimakasih

    BalasHapus