Penyakit
jantung dan pembuluh darah (kardiovaskular) merupakan salah satu penyebab utama
morbiditas dan mortalitas di negara maju maupun berkembang. Di negara kita
sendiri, hipertensi merupakan salah satu penyakit kardiovaskular yang
penyandangnya paling umum dan banyak.
Hipertensi atau
Tekanan Darah Tinggi adalah
suatu peningkatan tekanan darah di dalam arteri. Keadaan ini dimana tekanan
darah sistolik ≥ 140 mmHg dan atau tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg.
Berdasarkan data World Health Organization (WHO) pada
tahun 2015 sekitar 1,13 Miliar orang di dunia menyandang hipertensi, 1 dari
4 laki-laki dan 1 dari 5 perempuan menyandang hipertensi. Diperkirakan pada
tahun 2025 akan ada 1,5 Miliar orang penyandang hipertensi, dan setiap
tahunnya 10,44 juta orang meninggal akibat hipertensi beserta komplikasinya.
Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018,
prevalensi hipertensi di Indonesia berdasarkan hasil pengukuran pada usia ≥18
tahun sebesar 34,1%. Kejadian ini tertinggi di Kalimantan Selatan (44.1%),
sedangkan terendah di Papua (22,2%). Estimasi jumlah kasus hipertensi di
Indonesia sebesar 63.309.620 orang dan angka
kematian akibat hipertensi di Indonesia sebesar 427.218 kematian.
The Silent
Killer, itulah sebutan dari Hipertensi.
Disebut seperti itu karena hipertensi sering tanpa keluhan, sehingga penderita
tidak tahu kalau dirinya menyandang hipertensi. Tetapi di kemudian hari dirinya
mendapatkan sudah terdapat penyakit penyulit atau komplikasi dari hipertensi.
Terkadang
penyandang hipertensi mengeluhkan gejala yang seperti sakit kepala, pusing, gelisah,
penglihatan kabur, jantung berdebar-debar, mudah lelah, dan lain-lain. Gejala
tersebut tidak spesifik karena bisa saja terjadi baik pada penderita
hipertensi, maupun pada seseorang dengan tekanan darah yang normal. Jika
hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala seperti sakit
kepala, kelelahan, mual dan muntah, sesak nafas, gelisah dan pandangan menjadi
kabur.
Jika
hipertensi tersebut tidak terkontrol maka penderita akan timbul berbagai
komplikasi, komplikasi dapat mengenai beberapa organ didalam tubuh, seperti:
1. Bila mengenai Jantung kemungkinan dapat terjadi Infark Miokard, Jantung Koroner, Gagal Jantung Kongestif.
2. Bila mengenai Otak akan terjadi stroke, ensefalopati hipertensif
3. Bila mengenai Ginjal akan terjadi gagal ginjal kronis,
4. Bila mengenai Mata akan terjadi retinopati hipertensif.
1. Bila mengenai Jantung kemungkinan dapat terjadi Infark Miokard, Jantung Koroner, Gagal Jantung Kongestif.
2. Bila mengenai Otak akan terjadi stroke, ensefalopati hipertensif
3. Bila mengenai Ginjal akan terjadi gagal ginjal kronis,
4. Bila mengenai Mata akan terjadi retinopati hipertensif.
Dari
berbagai komplikasi diatas akan berdampak pula terhadap psikologis penderita
karena kualitas hidupnya rendah terutama pada kasus stroke, gagal ginjal, dan
gagal jantung.
Hipertensi
dapat dicegah dengan mengendalikan pola hidup seseorang yang beresiko seperti
stress, obesitas, konsumsi minim sayur dan buah dan makanan yang tidak sehat (junk
food), konsumsi gula berlebihan, merokok dan aktifitas fisik yang kurang.
Langkah
awal untuk mencegah hipertensi adalah merubah pola hidup yang sebelumnya tidak
sehat menjadi sehat, dengan cara TEPAT
Turunkan
berat badan sampai batas ideal, bagi penderita yang memiliki berat badan lebih,
Enyahkan
kebiasaan merokok
Perbanyak
konsumsi sayur, buah dan makanan bergizi lainnya,
Atur
waktu olahraga atau aktifitas fisik secara rutin
Tidak mengkonsumsi
garam berlebih setiap harinya
Langkah selanjutnya untuk mengendalikan hipertensi dengan
cara CEPAT
Cek
kesehatan di fasyankes terdekat
Emosi
dikendalikan dengan baik
PAtuhi
konsumsi obat yang diberikan dokter
Terapkan
pola hidup sehat untuk mengendalikan hipertensi yang disandangnya
Oleh karena itu, mari cegah dan kendalikan Hipertensi sejak dini dengan TEPAT dan CEPAT!
Created by Nabila Ainur Rochim/ 21601101053
Referensi:
WHO. 2019. Hypertension.
https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/hypertension. Diakses pada tanggal 8
April 2020.
Kemenkes. 2017. Fakta
dan Angka Hipertensi. http://www.p2ptm.kemkes.go.id/kegiatan-p2ptm/subdit-penyakit-jantung-dan-pembuluh-darah/fakta-dan-angka-hipertensi. Diakses pada tanggal 6
April 2020.
Kemenkes. 2019. Hari
Hipertensi Dunia 2019 : “Know Your Number, Kendalikan Tekanan Darahmu dengan
CERDIK.”. http://p2ptm.kemkes.go.id/kegiatan-p2ptm/pusat-/hari-hipertensi-dunia-2019-know-your-number-kendalikan-tekanan-darahmu-dengan-cerdik. Diakses pada tanggal 6
April 2020.
Perhimpunan
Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI). 2015. Pedoman Tatalaksana
Hipertensi pada Penyakit Kardiovaskular. Jakarta: Perhimpunan Dokter Spesialis
Kardiovaskular Indonesia.
Kemenkes.
2013. Pedoman Teknis Penemuan dan Tatalaksana Hipertensi. http://p2ptm.kemkes.go.id/uploads/2016/10/Pedoman-Teknis-Penemuan-dan-Tatalaksana-Hipertensi.pdf.
Diunduh pada tanggal 8 April 2020.
Assalamu’alaikum wr.wb.
BalasHapusTerimakasih kak nabila, artikelnya bagus. Perkenalkan saya Risna Bekty (21601101043) izin bertanya. Apabila sudah mengikuti aturan hidup sehat tersebut tapi tekanan darahnya tetep mendekati 140 atau bahkan sudah 140 lebih, itu untuk solusinya bagaimana ya? Terimakasih
Wa’alaikumussalam warohmatullohi wabarokatuh.. Terima kasih kak risna atas pertanyaannya..
HapusKetika seseorang sudah menerapkan aturan hidup sehat dan tekanan darahnya tetap tinggi maka perlu diingat akan faktor risiko yang melekat dan tidak dapat diubah pada penderita hipertensi, yakni
1. Umur: Semakin bertambahnya umur, risiko terkena hipertensi menjadi lebih besar. Kejadian ini disebabkan oleh perubahan struktur pada pembuluh darah besar
2. Jenis kelamin: Pria mempunyai risiko sekitar 2,3x lebih banyak mengalami peningkatan tekanan darah sistolik dibandingkan perempuan, karena pria diduga memiliki gaya hidup yang cenderung meningkatkan tekanan darah dan prevalensi perempuan yang menyandang hipertensi akan meningkat setelah memasuki menopause.
3. Keturunan (genetik): Riwayat keluarga dekat yang menderita hipertensi akan meningkatkan risiko hipertensi, terutama hipertensi primer (esensial). Faktor genetic juga berkaitan dengan metabolisme pengaturan garam dan renin membrane sel.
Bagaimana kak risna apa sudah terjawab pertanyaannya? Kurang lebihnya saya mohon maaf. Terima kasih.. Semoga mendapat ilmu yang bermanfaat dunia dan akhirat.. Aamiin..
Terimakasih kak atas jawabannya :)
Hapusiya sama-sama kak risna..
HapusAssalamu'alaikum wr wb. Terimakasih atas informasi mengenai hipertensinya. Saya Ade Maulia ingin bertanya nih, apakah ada waktu tertentu atau kapan sih waktu optimal untuk mengukur tekanan darah ?. Karena kan mungkin terkadang beberapa orang memiliki tekanan darah yang naik-turun. Terimakasih atas perhatiannya.
BalasHapusWa’alaikumussalam warohmatullohi wabarokatuh.. Terima kasih atas pertanyaannya kak ade..
HapusWaktu optimal untuk mengukur tekanan darah dalam 1 jam setelah bangun di pagi hari & sebelum tidur di malam hari.
Jika mengukur tekanan darah di pagi hari, maka diukur dalam waktu 1 jam setelah bangun (sebelum sarapan & setelah mengunjungi kamar kecil), istirahat selama 1-2 menit & kemudian lakukan pengukuran dalam posisi duduk.
Jika mengukur tekanan darah di malam hari, setelah beristirahat selama 1-2 menit, ukurlah dalam posisi duduk sebelum pergi tidur.
Bagaimana kak ade apa sudah terjawab pertanyaannya? Kurang lebihnya saya mohon maaf. Terima kasih.. Semoga mendapat ilmu yang bermanfaat dunia dan akhirat.. Aamiin..
Baik terimakasih atas jawabannya kak nabila
Hapusassalamualaikum wr wb. nama saya Abdi Firdaus M nim 21601101075. izin bertanya kepada penulis. telah dijelaskan bahwa untuk mencegah hipertensi salah satunya adalah atur waktu olahra dan aktifitas fisik rutin, menurut penulis berapa kali dalam satu minggu dianjurkan olah raga dan berapa lama orang tersebut sehat
BalasHapusWa’alaikumussalam warohmatullohi wabarokatuh.. Terima kasih atas pertanyaannya kak abdi..
HapusBerolahraga seperti senam aerobic atau jalan cepat selama 30-45 menit (kurang lebih sekitar 3 kilometer) 5x/ minggu, dapat menurukan tekanan darah. Selain itu juga bisa melakukan relaksasi seperti meditasi, yoga atau hipnosis dapat mengontrol syaraf, sehingga tekanan dapat turun.
Bagaimana kak abdi apa sudah terjawab pertanyaannya? Kurang lebihnya saya mohon maaf. Terima kasih.. Semoga mendapat ilmu yang bermanfaat dunia dan akhirat.. Aamiin..
Assalamualaikum wr wb. Terimaksih kak atas artikelnya, sangat informatif dan menambah wawasan.
BalasHapusPerkenalkan saya Keke Anggun (21601101097) izin bertanya mengenai artikel kakak, saya ingin tanya untuk faktor resiko apa yang bisa menyebabkan munculnya penyakit hipertensi pada seseorang ya kak? terimakasih sebelumnya kakk..
Wa’alaikumussalam warohmatullohi wabarokatuh.. Terima kasih atas pertanyaannya kak keke..
HapusUntuk faktor risiko dari hipertensi ada 2 faktor, yaitu faktor risiko yang tidak dapat diubah dan faktor risiko yang dapat diubah.
1. Faktor risiko yang melekat dan tidak dapat diubah pada penderita hipertensi, yakni
a. Umur: semakin bertambahnya umur, risiko terkena hipertensi menjadi lebih besar. Kejadian ini disebabkan oleh perubahan struktur pada pembuluh darah besar
b. Jenis kelamin: pria mempunyai risiko sekitar 2,3x lebih banyak mengalami peningkatan tekanan darah sistolik dibandingkan perempuan, karena pria diduga memiliki gaya hidup yang cenderung meningkatkan tekanan darah dan prevalensi perempuan yang menyandang hipertensi akan meningkat setelah memasuki menopause.
c. Keturunan (genetik): Riwayat keluarga dekat yang menderita hipertensi akan meningkatkan risiko hipertensi, terutama hipertensi primer (esensial). Faktor genetic juga berkaitan dengan metabolisme pengaturan garam dan renin membrane sel.
2. Faktor yang dapat diubah. Faktor yang diakibatkan perilaku tidak sehat dari penderita hipertensi, antara lain
a. Merokok: zat-zat kimia beracu seperti nikotin dan karbon monosika yg dihisap melalui rokok akan memasuki sirkulasi darah dan merusak lapisan endotel pembuluh darag arteri, zat tersebut mengakibatkan proses arterosklerosis dan tekanan darah tinggi
b. Diet rendah serat
c. Konsumsi garam berlebih: garam menyebabkan penumpukan cairan dalam tubuh karena menarik cairan diluar sel agar tidak dikeluarkan, sehingga akan meningkatkan volume dan tekanan darah.
d. Kurang aktifitas fisik: olahraga yang teratur dapat membantu menurunkan tekanan darah dan bermanfaat bagi penderita hipertensi ringan.
e. Berat badan berlebih/ kegemukan: Berat badan dan IMT berkorelasi langsung dengan tekanan darah, terutama tekanan darah sistolik risiko relative untuk menderita hipertensi pada orang-orang gemuk 5x lebih tinggi dibandingkan dengan orang yg badannya normal.
f. Konsumsi alkohol: pada orang yang mengkonsumsi alkohol terjadi peningkatan kadar kortisol, volume eritrosit dan kekentalan darah yang berperan dalam menaikkan tekanan darah.
g. Dislipidemia: kolesterol merupaan faktor penting dalam terjadinya arterosklerosis, yang kemudian mengakibatkan peningkatan tahanan perifer pembuluh darah sehingga tekanan darah meningkat.
h. Psikososial dan stress: stress atau ketegangan jiwa dapat merangsang kelenjar adrenal untuk melepaskan hormone adrenalin dan memcau jantung berdenyut lebih cepat serta lebih kuat, sehingga tekanan darah meningkat.
Bagaimana kak keke apa sudah terjawab pertanyaannya? Kurang lebihnya saya mohon maaf. Terima kasih.. Semoga mendapat ilmu yang bermanfaat dunia dan akhirat.. Aamiin..
Assalamualaikum wr wb
BalasHapusSaya M. Alfian Akrama A. A.
NIM 21601101109
saya ingin bertanya untuk manajemen emosi (emosi dikendalikan dengan baik) untuk pasien hipertensi itu pakah bisa lebih dijelaskan...
Bagaimana seharusnya pasien hipertensi atau org yang punya resiko hipertensi untuk melakukan manajemen emosinya?
Trimakasih
Wassalamu'alaikum wr wb
Wa’alaikumussalam warohmatullohi wabarokatuh.. Terima kasih atas pertanyaannya kak alfian..
HapusPada penderita hipertensi atau orang yang punya resiko hipertensi untuk melakukan manajemen emosi bisa melakukan cara relaksasi diri seperti meditasi, yoga atau hipnosis dapat mengontrol syaraf, sehingga tekanan dapat turun.dan memecahkan persoalan-persoalan yang dihadapi.
Selain itu, anggota keluarga juga memberikan dukungan emosional yang membantu pasien untuk menangani stres akibat penyakitnya. Ketika keluarga memberikan dukungan kepada pasien, maka keadaan pasien akan membaik. Dukungan emosional keluarga terlihat dimana keluarga sebagai tempat yang aman dan damai untuk istirahat dan belajar serta membantu penguasaan terhadap emosi, diantaranya menjaga hubungan emosional, yang meliputi dukungan yang diwujudkan dalam bentuk afeksi, adanya kepercayaan, perhatian dan mendengarkan atau didengarkan saat mengeluarkan perasaanya.
Bagaimana kak alfian apa sudah terjawab pertanyaannya? Kurang lebihnya saya mohon maaf. Terima kasih.. Semoga mendapat ilmu yang bermanfaat dunia dan akhirat.. Aamiin..
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
HapusAmin... Trimakasih banyak kaa
Hapusiya sama-sama kak alfian..
HapusArtikel yang informatif dan sangat menarik sekali kak. Saya Bana Rachma NIM 21601101060 Jadi mau tanya beberapa orang dg hipertensi tidak bergejala bahkan orangnya tidak tau kalau ternyata dirinya hipertensi, Naah untuk kasus2 seperti itu bagaimana yaa kak untuk cara pencegahan dan penanganan? Terus bagaimana cara mengedukasi orang2 agar minum obat anti hipertensi secara rutin? Karena kebanyakan orang minum obat anti hipertensi tidak teratur dan takut dengan efek samping karena minum obat terus2an. Terimakasih
BalasHapusTerima kasih kak bana atas pertanyaannya.. saya akan menjawab.. Pada kasus seorang yang tidak bergejala, pencegahan dan penanganannya seperti pada tulisan saya diatas yaitu dengan cara TEPAT dan CEPAT..
HapusCara mengedukasi orang agar minum obat secara rutin bisa diberi tahu bahayanya hipertensi jika tidak terkontrol, komplikasi dari hipertensi itu seperti apa. Untuk mewujudkan suksesnya orang tersebut melakukan pengobatan secara rutin, adanya peran keluarga sangat diperlukan, keluarga dapat mengingatkan dan jika perlu menyiapkan obat antihipertensi kepada orang tersebut supaya bisa langsung diminum..
Bagaimana kak bana apa sudah terjawab pertanyaannya? Kurang lebihnya saya mohon maaf. Terima kasih.. Semoga mendapat ilmu yang bermanfaat dunia dan akhirat.. Aamiin..
Alhamdulillah sudah terjawab 🙏🏻 terimakasih nabila, semoga artikelnya bermanfaat 🙂
HapusAamiin
Hapus