Saatnya Kaum Rebahan Berkontribusi Untuk
Negara: Putus Rantai Penyebaran Covid-19
dengan #dirumahaja
Virus Corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) adalah
jenis baru dari coronavirus yang dapat menyerang manusia. Infeksi virus ini
disebut Covid-19 dan pertama kali ditemukan pada akhir Desember 2019 di Wuhan,
Cina yang kemudian
menyebar di 180 negara di
seluruh dunia,
termasuk Indonesia. Secara umum, Covid-19 dapat menyebabkan gangguan pada sistem pernapasan, pneumonia
akut, sampai kematian. Berdasarkan data dari WHO, rata-rata tingkat kematian akibat virus ini mencapai 4,07% kasus. Sedangkan di Indonesia angka
kematian akibat Covid-19 adalah dua kali lipat lebih tinggi dari rata-rata
tingkat kematian dunia akibat pandemik ini, yaitu sebesar 8,37%. Onset penyakit
yang parah dapat menyebabkan kematian karena kerusakan alveolar yang masif dan
kegagalan pernapasan progresif.
Tingginya
angka kematian akibat Covid-19 terutama terkait faktor usia. Makin tinggi usia,
makin tinggi tingkat kematiannya. Selain faktor usia, orang lanjut usia makin
rentan dengan adanya factor penyakit penyerta, seperti kencing manis, tekanan
darah tinggi, penyakit jantung, penyakit paru, dan kanker. Kelompok orang
seperti inilah yang sangat beresiko, dan jika teinfeksi bias berujung pada
kematian.
Covid-19
menyebar dari orang ke orang secara droplet, melalui tetesan cairan hidung atau
mulut ketika orang yang terinfeksi virus ini batuk, bersin, atau berbicara,
sehingga dalam hal ini sangat penting untuk menjaga jarak dengan orang lain
minimal satu meter. Tetesan ini juga dapat mendarat di sebuah benda atau
permukaan benda yang jika benda tersebut disentuh oleh orang sehat dan kemudian
orang tersebut menyentuh hidung, mata, dan mulutnya maka orang tersebut akan
terinfeksi, sehingga sangat penting bagi kita untuk sering melakukan cuci
tangan dengan sabun dan air mengalir atau membersihkannya dengan alcohol.
Melihat
tingginya kasus postif dan kematian akibat Covid-19 di Indonesia, berbagai
langkah diupayakan untuk memutus rantai penyebaran virus ini, mulai dari
informasi seputar gejala infeksi Covid-19, tutorial pencegahannya, informasi
rumah sakit rujukan, hingga himbauan untuk mengurangi aktivitas di luar rumah.
Kontribusi
yang paling mudah bagi yang tidak terinfeksi Covid-19 adalah mengurangi
aktivitas diluar rumah dengan melakukan physical
distancing. Physical distancing atau pembatasan jarak fisik merupakan upaya
untuk mengendalikan dan memutus rantai penyebaran infeksi virus ini. Saat
melakukan physical distancing, kita
diminta untuk tidak bepergian ke tempat yang ramai, seperti mall, restoran,
pasar, dan lain sebagainya. Selain itu, sebisa mungkin kita juga diminta untuk
menghindari penggunaan transportasi umum.
Saat
melakukan physical distancing kita dapat
melakukan aktivitas yang diperlukan #dirumahaja sembari menjaga kesehatan dan
kebersihan. Bekerja dari rumah, belajar dari rumah, dan beribadah dari rumah. Upaya
#dirumahaja secara tidak lansung dapat melindungi diri sendiri, keluarga, dan
orang banyak dari persebaran Covid-19. Tindakan ini merupakan bentuk upaya sederhana
yang paling mudah dilakukan, terkhusus bagi kaum rebahan untuk berkontribusi
bagi negara dalam memutus rantai penyebaran Covid-19 dan membuat negara lekas
membaik.
Jika dulu
para pahlawan bangsa berjuang melawan penjajah dengan membawa senjata, sekarang
saatnya kaum rebahan menjadi pahlawan bangsa berjuang melawan Covid-19 dengan
#dirumahaja serta tetap menjaga kesehatan dan kebersihan.
Jika semua
orang melakukan upaya ini, maka dampaknya sangat besar karena dapat mengurangi
penularan dan memutus rantai penyebaran Covid-19. Mari bersatu berkontribusi
untuk negara dalam melawan Covid-19 dengan #dirumahaja. Kita bisa karena kita
satu!
Sumber :
Rohana HA, Byrareddy SN. 2020. The
epidemiology and pathogenesis of coronavirus disease (Covid-19) outbreak.
J. Autoimun.
Huang C, Wang Y, Li X, Ren L, Zhao
J, Hu Y, et al. 2020. Clinical features of patient infected with 2019 novel
coronavirus in Wuhan, China. Lancet. 2020.
Gugus Tugas Percepatan Penanganan
COVID-19. 2020. Data Sebaran Covid-29 di Indonesia. Diakses pada 8 April 2020 https://www.covid19.go.id/
World Health Organization. 2020.
Naming the Coronavirus Disease (Covid-19). Diakses pada tgl 9 April 2020 https://www.who.int/news-room/q-a-detail/q-a-coronaviruses
Penulis : IIN NURMUTMAINAH | 21601101042
artikel yang menarik. saya Avicenna shafhan arfi (21601101008) ingin bertanya, bagaimana pendapat iin terkait masyarakat yang tidak memungkinkan untuk stay #dirumahaja seperti penjual di pasar, penjual makanan ringan dipinggir jalan, atau bahkan supir angkutan umum yang pendapatannya didapat perhari untuk menghidupi keluarganya? bukannya di satu sisi hal tersebut dapat meningkatkan resiko penularan covid-19 tapi di sisi lain mereka tidak punya pilihan lain untuk bertahan hidup?
BalasHapusterimakasih.
Terimakasih avicenna untuk pertanyaannya, jadi melihat banyaknya para pekerja informal yang tidak punya kesempatan utk bekerja dari rumah dan sangat rentan terhadap paparan Covid-19, disini seharusnya pemerintah dapat menyiapkan dan memberikan kompensasi kepada para pekerja tersebut, selain itu disini rasa kemanusiaan kita juga diuji, seyogyanya kita dapat membantu meringankan beban mereka dengan memberikan sembako/masker gratis. alhamdulillah,saya melihat hal seperti sudah banyak dilakukan. kemudian, sebenarnya secara tidak langsung, kita yang diberikan kesempatan untuk belajar atau bekerja dari rumah dapat membantu mereka untuk terhindar dari paparan covid-19 dengan tetap #dirumahaja, sehingga mereka tidak banyak berinteraksi dengan khalayak ramai, yang pada akhirnya resiko paparan covid-19 menjadi kecil.
BalasHapus