DIABETES MELITUS DAPAT DIATASI SEJAK DINI DENGAN MELAKUKAN
PENCEGAHAN PRIMER, SEKUNDER DAN TERSIER !!!
Diabetes Melitus (Kencing Manis)
merupakan gangguan metabolik yang ditandai dengan kadar glukosa darah tinggi
atau hiperglikemi. Diabetes merupakan masalah kesehatan masyarakat yang serius, apabila
tidak segera diatasi, dapat menyebabkan berbagai komplikasi seperti gangguan
penglihatan, penyakit gangguan ginjal, penyakit jantung, dan penyakit saraf.
Di Indonesia, prevalensi diabetes mencapai 8,4
juta pada tahun 2000 dan diperkirakan meningkat menjadi 21,3 juta jiwa pada
tahun 2030. Hal ini menyebabkan Diabetes menjadi salah satu penyebab kematian
tertinggi di Indonesia, sehingga perlu adanya pencegahan dan penanganan yang
komperhensif.
Pencegahan diabetes dapat dilakukan
dengan pencegahan primer, pencegahan sekunder dan pencegahan tersier.
Pencegahan Primer
Ditujukan pada kelompok
yang memiliki faktor risiko, yakni mereka yang belum terkena, tetapi berpotensi
untuk terserang diabetes.
Tindakan pencegahan primer:
-Raih dan jaga berat badan tetap sehat
-Latihan jasmani
-Hentikan kebiasaan merokok
-Hindari stress
-Cek kesehatan rutin
-Konsumsi makanan sehat
Pencegahan Sekuder
Upaya mencegah
atau menghambat timbulnya penyulit pada pasien yang telah terdiagnosis Diabetes.
Tindakan pencegahan sekunder:
-Pengendalian kadar glukosa sesuai target terapi
-Pengendalian faktor risiko penyulit yang lain dengan pemberian
pengobatan yang optimal
-Melakukan deteksi dini adanya penyulit
-Tenaga kesehatan melakukan penyuluhan untuk meningkatkan kepatuhan
pasien dalam menjalani program pengobatan sehingga mencapai target terapi yang
diharapkan.
Pencegahan Tersier
Ditujukan pada
kelompok penyandang diabetes yang telah mengalami penyulit dalam upaya mencegah
terjadinya kecacatan lebih lanjut serta meningkatkan kualitas hidup. Pencegahan
tersier memerlukan pelayanan kesehatan komprehensif dan terintegrasi antar
disiplin yang terkait, terutama di rumah sakit rujukan. Peran keluarga dan
dokter yang menangani angat dibutuhkan dalam hal ini
Diabetes adalah salah satu penyakit yang bisa di cegah sejak dini.
Tidak ada kata-kata untuk menunda ataupun terlambat untuk memulai hidup sehat
agar dapat mencegah terjadinya diabetes. Dalam kategori tertentu, diabetes
dapat kita cegah agar tidak terjadi komplikasi/penyulit lain.
Sumber :
Perkumpulan Endikrinologi Indonesia (PERKENI). 2011. Konsensus
Pengelolaan Diabetes Melitus Tipe 2 Di Indonesia 2011. Semarang: PB PERKENI
WHO. 2016. Report On Diabetes. France: World Health
Organization.
American Diabetic Association. 2007. Standards of Medical Care
in Diabetes. Diabetes Care 30:S4- S41.
Created by BANA RACHMA DAMAR
GILANG – 21601101060
Assalamu'alaikum wr wb. Sangat menarik artikelnya kak Bana. Kak Bana saya izin bertanya, kalau boleh tahu mengapa orang dengan diabetes harus berhati-hati
BalasHapusdengan kaki mereka?. Terimakasih
Terimaksih untuk pertanyaanya kak Ade. Izin menjawab
HapusMasalah kaki merupakan penyebab penting dari komplikasi pada individu dengan Diabetes
Sirkulasi darah di tungkai dan kaki dapat menjadi buruk dan menyebabkan :
- Jaringan saraf di kaki rusak, sensasi rasa sakit berkurang sehingga kaki dapat terluka tanpa penderita menyadarinya
- Nutrisi ke jaringan kaki berkurang sehingga luka sulit sembuh
Sedangkan pasien yang berisiko untuk terjadi masalah kaki lebih sering pada:
- Usia lebih dari 40 tahun,
- Menggunakan beberapa bentuk tembakau (merokok atau tembakau kunyah),
- Mengalami penurunan sensasi dan aliran darah ke tungkai dan telapak kaki,
- Cacat anatomis,
- Riwayat ulkus kaki,
- Amputasi sebelumnya
Selain itu luka kecil yang tersembunyi di bawah kaki dapat cepat berkembang menjadi luka besar yang parah. Luka dan infeksi yang terlanjur parah dapat menyebabkan dilakukan amputasi kaki.
Semoga dapat menjawab pertanyaan dari kak ade dan dapat bermanfaat.
Mungkin ada yang perlu ditanyakan lagi, atau menambahkan dipersilahkan ππ»
Terimaksih...
Terimakasih banyak atas jawabannya kak bana
HapusSemoga dapat terjawakan yaaa. Terimaksih banyak sudah bertanya
HapusArtikel yang sangat menarik. Izin bertanya kepada penulis. Bagaimana tanggapan penulis terkait faktor resiko genetik terhadap pencegahan primer yang telah dipaparkan pada artikel diatas? Jika melakukan pencegahan primer, apakah selalu terhidar dari DM? Terimakasih
BalasHapusTerimaksih untuk pertanyaannya. Izin menjawab
HapusMemang benar, orang dengan keturunan diabetes memiliki risiko lebih tinggi terkena. Semakin dekat hubungan keluarga, semakin besar pula risikonya. Orang yang ayah atau ibunya menderita diabetes tentu punya risiko lebih tinggi dibanding yang hanya yang kakek atau neneknya terkena diabetes
Walaupun memiliki resiko tinggi, faktor resiko genetik masih dapat terjaga jika pola makan dan gaya hidup sehat dapat di kontrol (termasuk melakukan pencegahan primer).
Adanya riwayat diabetes dalam keluarga perlu dijadikan perhatian khusus agar dapat melakukan pencegahan2 primer sejak dini
dan terhindar dari diabetes.
Semoga bermanfaat dan dapat menjawab pertanyaanya. Mungkin mau ditambahkan atau ditanyakan lagi, dipersilahkan.
Terimaksih ππ»
Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh..
BalasHapusTerimaa kasih penulis... Artikel ini memberi wawasan mengenai kencing manis yang pada zaman ini banyak yang mengalami..
Izin bertanya.. sebenernya faktor apa saja sih yg bikin orang jadi dm..? Bahkan aangka penyakit kencing manis setau saya meningkat dari beberapa tahun silam sampai sekarang.. apakaah faktor gaya hidup..? Atau ada yg lain..?
Terima kasih..
Mohon maaf untuk jawaban pertanyaan dari kak isna ada di postingan komentar selanjutnya ππ»ππ»
HapusTerimaksih kak isna untuk pertanyaanya, izin menjawab
BalasHapusJadi faktor resiko seseorang dapat menderita diabetes ada faktor resiko tidak bisa dirubah dan yang bisa dirubah. Faktor gaya hidup termasuk kedalam faktor resiko yang dapat dirubah. Contoh lainnya misal
-Berat badan lebih(IMT ≥23 kg/m2)
-Kurangnya aktivitas fisik
-Hipertensi(>140/90mmHg)
-Dislipidemia(HDL<35mg/dl dan atau trigliserida >250 mg/dl)
-Diet tak sehat (unhealthy diet). Diet dengan tinggi glukosa dan rendah serat akan meningkatkan
risiko menderita prediabetes dan DMT2.
Contoh tersebut merupakan faktor resiko yang dapat dirubah/dimodifikasi/dicegah. Sedangkan faktor resiko yang tidak dapat dimodifikasi misalnya:
#Ras dan etnik
#Riwayat keluarga dengan diabetes melitus
#Umur:Risiko untuk menderita intolerasi glukosa meningkat seiring dengan meningkatnya usia. Usia >45 tahun harus dilakukan pemeriksaan
Semoga bermanfaat dan dapat membantu menjawab pertanyaannya.
Mungkin dari kak isna ada yang mau ditanyakan atau menambahkan ππ»
Terimaksih
Assalamualaikum wr wb, izin bertanya ya kka untuk artikelnya.
BalasHapuspencegahan primer untuk diabetes kan salah satunya melakukan latihan jasmani. Naah latihan jasmani yang bagaimana yang efektif untuk pencegahan diabetes?
Terimakasih untuk pertanyaan nya kak almas..
HapusJadi Kegiatan jasmani sehari-hari dan latihan jasmani teratur sangat dianjurkan (3-4 kali seminggu selama kurang lebih 30 menit) merupakan salah satu pilar dalam pengelolaan diabetes tipe 2.
Latihan jasmani yang efektif seperti (jalan, bersepeda santai, jogging, berenang). Naah Latihan jasmani ini sebaiknya di sesuaikan dengan umur dan status kesegaran jasmani pada orang tersebut.
Selain latihan jasmani juga perlu pembatasan melakukan kegiatan yang kurang gerak seperti menonton televisi
Mungkin ada yang mau ditanyakan atau ditambahkan kembali kak?
Audyla Sri Putri/21601101064
BalasHapusArtikel yang disajikan sangat bermanfaat. Saya izin bertanya ya Bana..
Kenapa menghindari stress dapat dikatakan sebagai salah satu pencegahan primer penyakit diabetes melitus? Bisa dijelaskan? Terimakasih.
Terimakasih untuk pertanyaan nya kak dyla.
HapusJadi stres yang tidak dikelola dengan baik dapat meningkatkan risiko untuk terkena diabetes. Hal ini karena saat mengalami stres, tubuh akan melepaskan hormon kortisol yang dapat meningkatkan kadar gula dalam darah.
Tidak hanya itu, saat stres tubuh juga akan cenderung lebih mudah lapar dan terdorong makan lebih banyak. Oleh sebab itu, setiap orang harus pandai dalam mengelola stres agar tidak melampiaskannya pada makan atau ngemil secara berlebihan.
Mungkin seperti itu, dari kak Audyla ada yang mau ditanyakan kembali atau menambahkan?
Terimaksihππ»ππ»ππ»