Kamis, 16 April 2020


Peran Keluarga Terhadap Penanggulangan Depresi Pada Anak dan Orang Tua

Depresi merupakan penyakit yang mempengaruhi perasaan pasien, bagaimana cara merasakan, bagaimana cara untuk berfikir, dan bagaimana untuk bertindak,kabar baiknya adalah penyakit ini bisa disembuhkan.  Penyakit ini bisa menyebabkan gangguan fisik dan emosi dan mengurangi kemampuan untuk beraktifitas dan bekerja di rumah. Penyakit ini bisa menyerang siapa saja laki-laki, perempuan, tua atau muda.
Gejala gejala depresi meliputi :
1.Rasa sedih atau penurunan mood
2.Kekurangan minat terhadap aktifitas yang disukai
3.Perubahan nafsu makan (penurunan berat badan atau peningkatan berat badan)
4.Gangguan tidur
5.Kekurangan tenaga atau lebih sering tidur
6.Merasa tidak berguna atau bersalah
7.Gangguan berfikir, konsentrasi atau membuat pilihan
8.Berpikir untuk bunuh diri
Keluarga yang sebagai support system yang paling utama, dan memiliki peran terhadap tumbuh kembang anak misal saat remaja, yang pada fase ini dapat menimbulkan stress dan memicu perilaku unik pada remaja, dan selain itu pada fase remaja juga digunakans sebagai mencari identitas diri. Salah satu masalah gangguan kesehatan mental yang umum dialami oleh remaja adalah depresi. Tanda dan gejala depresi meningkat pada usia 13-15 tahun dan puncaknnya pada umur 17-18 tahun.
Pola asuh orangtua berpengaruh pada kematangan emosi remaja, yang pada akhirnya berdampak pada perilaku remaja  Selain pola asuh, dukungan keluarga juga berperan penting dalam proses tumbuh kembang remaja. Dukungan keluarga d diharapkan mampu membantu remaja untuk beradaptasi pada masa remajanya
Penanganan gangguan pada remaja dengan pencegahan primer yaitu menciptakan lingkungan yang kondusif, dan pencegahan sekunder dengan mengetahui gejala awal dari penyakit mental. sehingga dapat meminimalkan tingkat keparahan dan memberikan benefit secara ekonomi mengingat bahwa pengobatan gangguan jiwa memerlukan waktu dan biaya yang tidak sedikit.
Meskipun begitu tak hanya anak muda yang terkena depresi melainkan juga orang tua, tidak ada gejala yang berbeda dari Pencegahan depresi bagi orang tua dapat dilakukan dari dukungan orang terdekat seperti keluarga dengan memberi motivasi kepada lansia sehingga mampu mengurangi beban psikologi lansia, contoh dari beban pikiran dari orang tua tersebut adalah perubahan kondisi tubuh dan kemampuanya yang dialaminya saat itu. dukungan yang diberikan kepada lansia bisa dalam bentuk memberikan semangat, motivasi dan dorongan agar lansia dapat menerima kondisi tubuh maupun kemampuannya.
Dukungan yang diterima oleh orang tua  akan membangun rasa bangga pada dirinya sendiri, merasa mampu dan merasa diharga. Contoh lain dukungan dari keluarga yaitu memberikan perhatian, seperti mengingatkan jadwal makan dan memberikan pujian kepada lansia ketika mampu melaksanakan tugas rumah dengan baik, memberikan bantuan finansial ketika mengalami sakit dan menjadi pendengar yang baik ketika sedang mengutarakan masalah yang di hadapinya.

Sumber :
Nurhidayah., Kusuma F., Rahayu W., (2017). Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Pencegahan Depresi Pada Lansia  Di Pos Pelayanan Terpadu (POSYANDU) Lansia “SRIKANDI”. Nursing News Volume 2, Nomor 2
Fitria Y., Maulidia R. (2018). Hubungan Antara Dukungan Sosial Keluarga Dengan Depresi  Pada Remaja Di SMPN Kota Malang. Volume 3 (2018); Hal. 270-276

Penulis : Riza Ma’rufin | 21601101035

18 komentar:

  1. Assalamu'alaikum wr wb. Artikelnya bagus dan informatif. Saya mau bertanya. Jika anak di sekolahkan pada lingkungan pondok yang notabennya jauh dari pantauan orang tua. Bagaimana perananan orang tua dalam mengatur pola perkembangan psikologis anak?. Terimakasih atas perhatiannya.
    (21601101032/Ade Maulia F)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya akan menjawab ade,
      Orangtua masih bisa memantau anaknya dipondok melalui pengurus pondok, selain itu pada institusi yang terpercaya jadwal kegiatan yang diberikan pastinya akan sesuai dengan yang dilakukan, sehingga orangtua mampu memperkirakan bagaimana kondisi anaknya. Dan dapat dijenguk setiap bulan misalnya.

      Hapus
    2. Baik riza terimakasih banyak atas jawabannya.

      Hapus
  2. artikelnya menarik sekali
    izin bertanya pada penulis, saya Ariel Brilliant Islami
    Menurut penulis, bagaimana cara menanggulangi depresi pada seorang anak yang memiliki keluarga broken home? apakah masih ada peran keluarga disana? jika ada , tolong berikan saya contohnya.
    terima kasih kepada penulis.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih aril, saya akan mencoba menjawab untuk masalah tersebut sebaiknya dikonsultasikan kepada psikiater. Peran keluarga juga masih diperlukan, kebutuhan bukan hanya mengenai psikologis tapi juga kebutuhan biologis, selain itu. Hak anak juga masih ada, kewajiban orangtua juga seharusnya tetap terpenuhi

      Hapus
  3. Terimakasih untuk artikelnya, ijin bertanya
    (Muhammad iqbal sugiharto/21601101066)

    Yg ingin sata tanyakan, ada banyak kasus di berita berita kalau saya tidak salah baca, pada pandemi ini banyaka keluarga yang notabenya terkena depresi orang yang tua, tua, bahkan tidak sedikit orang tua juga yg depresi, baik depresi bagaimana kalau tertular, bagaimana makan besok, bagaimana pekerjakan dan ekonomi keluarga setelah ini, malah banyak orang tua yg lebih depresi dari pada anak anak, jadi yg ingin saya tanyakan misal orang tuanya depresi, dan dalam keluarga itu hanya ada anak2 yg kecil2 katakanlah usia SD kelas 2 3, anaknya banyak, penghasilan pas pasan kerja part time, dan orang tua keluarga ini depresi, jadi bagaimana penangananya kalau seperti ini, terimakasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih Iqbal atas pertanyaanya
      Pada masa seperti ini memang banyak tantangan baru yang perlu dihadapi, maka dari itu perlu orang lain dan bersama sama mengatasi ini. Keluarga yang mampu membantu dan menerapkan hidup hemat dengan baik. Dan mengisi kegiatan dengan hal yang baik

      Hapus
  4. Ijin bertanya
    perkenalkan nama saya Muchammad Sulthon Yassar Tawasulloh NIM 21601101084
    apabila depresi tidak dapat dicegah atau dibantu oleh keluarga sebagai support system, apa pengobatan selanjutnya yang diberikan? apakah berupa drug induce (pemberian obat) atau behaviour therapy atau community therapy. dan apabila tidak diobati atau ditangani apa yang terjadi? apakah depresi memberat atau menjadi gangguan jiwa lain?
    Terimakasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih kepada sulton untuk pertanyaanya
      menurut saya apabila penggunaan obat sebagai penanganan gangguan mental seperti depresi setidaknya bisa kita hindari terlebih dahulu. masih banyak hal yang bisa dilakukan seperti ke psikiater, teman terdekat, biarkan yang bersangkutan untuk menceritakan apa masalah yang sedang dialami dan bagaimana cara untuk menyelesaikanya. mungkin sekiranya yang bisa saya jawab mohon maaf atas kekuranganya.

      Hapus
  5. Assalamu'alaikum kak riza.. artikelnya sudah bagus mengulas tentang peran keluarga terhadap depresi anak dan ortu.. saya ingin bertanya, mahasiswa rantauan seperti kita ini kan jauh dari ayah, ibu dan keluarga lainnya, apakah ada cara yang kita lakukan sendiri untuk mengendalikan emosi kita supaya tidak sampai jatuh ke dalam depresi selain adanya dukungan dari ayah ibu dan keluarga? Terima kasih.. Wassalamu'alaikum warohmatullohi wabarokatuh..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    2. terima kasih untuk nabila atas pertanyaanya. banyak hal yang bisa kita lakukan, selain tugas2 dari kampus kita kerjakan, WHO juga memberikan saran untuk kepada masyarakat untuk menghilangkan kebosanan, main game misalnya, atau mencari hobi baru saat melakukan social distancing, belajar hal-hal baru saat bermain di internet dan hal hal yang posiitif yang bisa kita lakukan.

      Hapus
  6. Assalamualaikum, artikelnya sangat menarik untuk dibahas bagus, saya izin bertanya bagaimana jika suatu keluarga baik anak maupun orang tua memiliki depresi yang sama akibat suatu kejadian yang menimpa keluarganya,bagaimana menangani keluarga yang seperti ini, terimakasih
    (Laili liutammima/21601101094)

    BalasHapus
    Balasan
    1. makasih atas pertanyaanya. saya akan mencoba menjawab, bagaimana sih kalo misal satu keluarga mengalami depresi. ini merupakan kasus yang agak rumit untuk menanganinya :
      1. kita ketahui terlebih dahulu bagaimana kabar keluarga tersebut apakah sedang ada malasah dan sebagainya
      2. apabila kita mengetahui kalau salah satu saudara kita sedang down kita bantu dengan materi atau dengan non materi karena seperti yang saya jelaskan diatas mereka butuh dengan yang namanya support dari keluarga dan orang2 terdekat

      Hapus
  7. Assalamualaikum Warrahmatullah, hai riza, izin bertanya yaa, menurut riza bagaimana pola asuh yang baik sebagai orangtua? apakah di pemerintahan Indonesia sudah menetapkan guideline pola asuh anak? dan apakah termasuk program keluarga berencana? Terima Kasih sebelumnya yaa

    BalasHapus
  8. terima kasih kepada Denatha atas pertanyaannya pola asuh yang baik menurut sasya masuh belum saya temukan namun untuk dasar pola asuh yang saya ketahui ada 3 hal
    autonomy support : mendorong anak agar melakukan rutinitas secara mandiri
    involment support : memberi tahu anak orang tua selalu terlibat aktif mendukung seluruh kegiatan anak
    provision support : bentuk pola asuh dengan mengenalkan anak kepada aturan

    menurut saya apabila termasuk dalam program saya bisa dikategorikan memiliki berhubungan dengan pola asuh anak.

    BalasHapus