Sabtu, 18 April 2020


Merokok di Rumah Sama dengan Menyebarkan Racun ke Setiap Penghuninya

Berada di dalam rumah tidak menjamin seseorang akan aman dari radikal bebas yang dapat memicu berbagai penyakit. Dari orang terdekat sendiri banyak yang tak sadar akan kebiasaan buruk yang dapat menjadi pemicu seisi rumah akan terpapar penyakit. Salah satu kebiasaan yang paling banyak ditemukan dan dianggap lumrah adalah merokok. The ASEAN Tobacco Control Atlas (SEACTA) pada tahun 2014, menyebutkan bahwa Indonesia merupakan negara yang menduduki peringkat pertama sebagai negara dengan prevalensi perokok terbanyak di ASEAN. Jumlah prevalensi perokok di Indonesia yaitu sebesar 50,68%. Walaupun kita semua tahu akan bahaya rokok terlebih banyaknya kasus dimana mengakibatkan berbagai penyakit ataupun meninggal dunia karena rokok. Namun hal itu sepertinya tidak membuat perokok berhenti merokok.

Banyak anggapan, merokok hanya berbahaya buat si perokok dan asap rokok juga berbahaya selama asap rokok masih ada. Namun, setelah rokok habis dan asapnya tiadapun, bahaya rokok masih muncul dan mengintai. Berdasarkan hasil penelitian dari Vozoris & Lougheed (2008), didapatkan hasil bahwa diantara mereka yang terpapar asap rokok atau sebagai perokok pasif memiliki peluang sebesar 20% untuk menderita hipertensi dibandingkan mereka yang tidak terpapar asap rokok. Racun dari rokok itu akan tetap ada dan tersimpan di dalam benda yang terkena kepulan asap. Sebuah penelitian lain menemukan, merokok di dalam rumah akan meninggalkan zat-zat beracun yang menempel di perabotan rumah, seperti karpet, tirai, bahkan dinding rumah.
Merokok di dalam rumah tentu akan membahayakan kesehatan oaring yang berada didalamnya, terlebih bagi kesehtan anak-anak yang sering bermain-main di sofa maupun karpet di rumah. Merokok di taman atau halaman luar rumah pun juga tetap bisa membahayakan bagi mereka yang tidak merokok atau tidak terpapar asap rokok secara langsung, akan tetap terpapar zat beracun dari asap rokok yang telah mengendap di perabotan rumah.
Sayangnya banyak perokok yang tidak sadar bahwa orang yang mereka cintai yaitu, keluarga, teman, bahkan orang disekitarnya juga menjadi perokok pasif. Yang mana hal tersebut akan mempengaruhi kesehatan mereka. Terlebih merokok di rumah sudah seperti hal yang sangat biasa. Sedangkan banyaknya anggota keluarga seperti anak-anak, ibu hamil, dan lansia yang seharusnya tidak menghirup asap rokok.
Bagi perokok aktif yang masih suka merokok di lingkungan rumah, dapat mengubah kebiasaan buruk ini dengan tidak merokok sembarangan atau yang paling baik adalah dengan berhenti merokok. Dan bagi perokok pasif, sebisa mungkin hindari asap rokok dan juga jangan takut untuk menegur orang yang merokok sembarangan. Karena kita punya hak untuk menjalani hidup bebas asap rokok.

Referensi :

E. Melinda Mahabee-Gittens, G. E. (2019). Contribution of thirdhand smoke to overall tobacco smoke exposure in pediatric patients: study protocol. BMC Public Health.
Vozoris, N., & Lougheed, M. d. (2008). Second-hand Smoke Exposure in Canada: Prevalence, Risk Factors, and Association with Respiratory and Cardiovaskular Diseases. Canada Respiratory Journal Vol 15 N0 5, 263-269
Vozoris, N., & Lougheed, M. d. (2008). Second-hand Smoke Exposure in Canada: Prevalence, Risk Factors, and Association with Respiratory and Cardiovaskular Diseases. Canada Respiratory Journal Vol 15 N0 5, 263-269
 World Health Organization. Monitoring tobacco use and prevention policies. WHO; 2017.


Penulis : Nurma Aulia Urrohmah | 21601101102

17 komentar:

  1. Terima kasih Aulia, artikelnya cukup menarik ya. kita tau sudah banyak poster" tentang larangan merokok, bahaya merokok, bahkan di bungkus rokok disertakan gambar" penyakit akibat merokok tapi masih banyak orang yg merokok dan keluhan berhenti merokok itu susah. menurut anda bagaimana cara mengedukasi perokok aktif yg efektif dan apa yg bisa kita upayakan untuk membantu mereka agar mereka bisa berhenti merokok? terima kasih
    (Adinda Izzati Lalita/21601101077)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih kak Dinda untuk pertanyaanya.
      Kita dapat mengedukasi terkait bahaya apa saja yang diakibatkan rokok, pengenalan pembatasan ruang lingkup untuk merokok yang mana diharapkan perokok akan kesulitan mencari tempat untuk merokok dan akan mulai mengabakan rokok, edukasi melalui keteladanan keluarga (terutama dalam satu lingkungan) contohnya keteladanan orang tua yang tidak merokok menjadi pintu gerbang awal dalam edukasi bahaya rokok. Biasanya, orang tua yang tidak merokok, kemungkinan besar anak-anaknya juga tidak merokok, karena mereka senantiasa memperhatikan perilaku orang tuanya. Dan keteladanan ini akan menjadi imunitas bagi anak-anaknya saat mereka bergaul dengan komunitas perokok, sehingga keinginan untuk mencoba merokok tidak akan pernah mereka lakukan. Jadi sebaiknya, edukasi rokok ini diterapkan orang tua sejak anak-anak. Sedangkan bagai mana cara untuk berhenti merokok sdah saya jawab dipertanyaan yang lain, mungkin kak dinda bias mampir membaca koment. Terimakasih kak, semoga dapat menjawab pertanyaanya yaa 

      Hapus
  2. Terimakasih Aulia, artikelnya sangat informatif. Banyak sekali anjuran2 untuk mengurangi atau bergenti merokok, tapi tetap saja masih banyak orang yg merokok. Menurut Aulia, apakah ada cara yang efektif atau tips untuk mengurangi/menghentikan kebiasaan merokok? Terimakash
    (Risna Bekty K./21601101043)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih kak Risna untuk pertanyaannya, ada beberapa hal yang harus kita lakukan.
      1. Mantapkan Niat dan Persiapan
      Sebelum berhenti merokok, kita perlu menyadari bahwa untuk berhenti dari ketergantungan rokok memerlukan usaha yang keras. Namun, bukan berarti tidak bisa menggunakan beberapa cara untuk membuat prosesnya menjadi lebih mudah. Berhenti total merokok sangat mungkin terwujud, bila kamu sudah menetapkan niat dan persiapan yang mantap. Menyarankan untuk membuat perencanaan. Perencanaan tersebut bisa berupa menetapkan motivasi untuk berhenti seperti demi kesehatan atau keluarga, atau dengan memberitahukan kepada orang-orang terdekatmu untuk membantu mengingatkan ketika kamu mulai tergoda untuk merokok lagi.
      2. Ganti Rokok dengan Permen Karet, Permen, atau Camilan Sehat
      Berdasarkan Lembaga Kesehatan Nasional, permen karet efektif sebagai pengganti nikotin. Dengan mengunyah permen karet, keinginan untuk mengonsumsi nikotin bisa teralihkan. Atau juga bisa mengganti keinginan untuk merokok dengan permen atau ngemil makanan ringan yang sehat.
      3. Berolahraga
      Melakukan olahraga ringan seperti jogging bisa membantu proses berhenti merokok secara total dan permanen. Olahraga dapat meningkatkan mood dan stamina serta menghilangkan stres akibat kecanduan rokok. Olahraga juga bisa membantu mengatasi gejala-gejala yang mungkin timbul saat kamu berhenti merokok seperti insomnia, sulit berkonsentrasi, dan depresi.
      4. Menyibukkan Diri
      Kalau kamu banyak berdiam diri, maka keinginan untuk merokok akan lebih mudah timbul. Jadi, carilah kesibukan yang bisa membuat kamu lupa dengan rokok. Isi waktu dengan melakukan kegiatan yang positif dan bermanfaat seperti berolahraga dan rekreasi.
      5. Hindari Alkohol
      Berdasarkan sebuah studi, diketahui bahwa terdapat kaitan yang erat antara konsumsi alkohol dengan merokok. Saat minum alkohol, biasanya akan timbul keinginan untuk merokok. Jadi, agar pertahanan diri yang sudah kamu bangun tidak runtuh, sebaiknya jauhilah minuman beralkohol.
      Semoga dapat menjawab pertanyaannya ya kak Risna 

      Hapus
  3. Artikel yang sangat menarik sekali kak. mau tanya kan sekarang banyak perokok yang bilang Vape itu lebih aman. Jadi dari segi medis bagaimana menanggapi hal tersebut? Apakah Vape memang lebih aman daripada rokok biasa. Dan bagaimana cara edukasi agar orang yang merokok berhenti tanpa harus menggunakan vape? Terimakasih
    (Bana Rachma DG/21601101060

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih kak bana untuk pertanyaannya.
      Seperti yang kita tau, vape atau rokok elektrik itu tidak memiliki kandungan tembakau seperti pada rokok tradisional. Vape atau rokok elektrik adalah suatu alat yang dapat menghasilkan asap seperti rokok, tetapi dalam tahap yang lebih aman. Namun hal itu tidak berarti bahwa vape pasti lebih aman dibanding rokok hal ini dkeranakan tidak hanya tembakau saja yang bias meningkatkan resiko penyakit serius. Maka dari itu, penggunaan vape pun sebaiknya harus tetap diwaspadai. Rokok elektrik ini menggunakan cairan yang dimasukkan ke dalam tabung. Cairan tersebut diketahui mengandung sedikit nikotin, bahkan ada yang tidak memiliki kandungan nikotin. Meski begitu, dalam vape terdapat kandungan lainnya, yaitu glikol dan gliserol
      Ketika kandungan glikol dan gliserol dipanaskan menjadi uap, maka bahan kimia yang berbeda mungkin saja timbul dan dapat beracun. Kandungan zat racun yang dapat dihasilkan adalah formaldehyde dan acrolein. Selain itu, banyak perasa dan zat kimia tambahan yang dicampur ke dalam cairan pada rokok elektrik atau disebut dengan liquid. Kebanyakan kandungan dari liquid tersebut belum pernah mendapat pengujian dan sebagian besar belum diketahui efeknya pada paru-paru. Jadi antara rokok dan vape sama-sama memberikan efek buruk bagi tubuh. Untuk cara berhenti dari penggunaan vape anta lain : 1) Pengguna harus benar-benar berniat untuk berhenti, seberapa sering dan gencarnya kita mengedukasi tapi pengguna tidak ingin berhenti akan percuma. 2) Mencari kesibukan lain saat ingin menggunakan vape 3) Kurangi menggunakan vape secara bertahap, 4) Tentukan target waktu untuk benar-benar berhenti. Mungkin itu pendapat saya kak bana, semoga bias menjawab yaa 

      Hapus
    2. Alhamdulillah sudah terjawab, terimakasih banyak kak Aul 🙏🏻🙂

      Hapus
  4. Assalamualaikum wr wb terimakasih artikelnya yg sangat bermanfaat, saya ingin bertanya... menurut penulis bagaimana tips untuk menghindari perokok aktif dan juga apa yang bisa dilakukan bila rumah sudah terlanjur terkontaminasi oleh asap rokok? Terimakasih banyak. Wassalamualaikum wr wb.

    Deanita Y.M. (21601101073)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih untuk pertanyaannya kak Deanita
      Terdapat beberapa cara untuk mengindari asap rokok. Kita bisa menjada jarak dengan perokok, bisa juga pergi atau menjauh dari orang yang merokok, menggunakan penurup atau masker, atau bahkan kita bisa menegur secara langsung perokok tersebt kalau memang asap rokoknya benar-benar menganggu dan perokok tersebut sedang merokok di tempat umum atau di lingkungan bebas rokok.
      Untuk rumah yang sudah terkontaminasi dengan asap rokok, kita dapat melakukan deep cleaning dengan membersihkan perabotan rumah, mencuci gorden, membersihkan sofa, karpet atau bisa juga menggunakan jasa cleaning service yang menyediakan jasa untuk membersihkan rumah secara menyeluruh. Mungkin itu jawaban dari saya, semoga dapat menjawab pertanyaannya ya kak :)

      Hapus
    2. Ohh iya kak Aul, terimakasih banyakk atas jawabannya :)

      Hapus
  5. Wah terima kasih kak atas artikelnya. Yang ingin saya tanyakan, sampai sekarang bukankah masih banyak orang-orang perokok aktif bahkan setelah sekian banyak promosi kesehatan yang dilakukan. Apa tidak ada preventif bagi para perokok pasif yang terkena dampaknya bahkan tanpa merokok?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih pertanyaannya kak Zahra. Sebenarnya pemerintah sendiri sudah membuat berbagai peraturan terkait larangan merokok di tempat umum serta berbagai ketentuan terkait rokok, hal ini bertujuan untuk mengurangan paparan rokok pada perokok pasif. Sehingga upaya yang dapat kita lakukan yaitu berada di lingkungan bebas merokok, kita bisa menunjukkan secara langsung sikap tidak suka atau secara langsung menegur pada perokok yang merokok ditempat bebas asap rokok/tempat umum. Jika dilingkungan tempat tinggal kita(rumah) jangan biarkan anggota keluarga Anda merokok di dalam rumah, beri tahu mereka untuk berhenti merokok atau setidaknya merokok di tempat khusus. Mungkin itu jawaban saya kak, semoga bisa menjawab pertanyaan kak Zahra :)

      Hapus
  6. artikel yg menarik. mau tanya nih, gimana menurut aul terkait para perokok aktif yg memiliki pemahaman bahwa “merokok tidak merokok sama sama mati. jadi merokok saja”? kira kira gimana ya cara mengedukasi mereka untuk ngerubah pemahamannya sehingga dapat mengurangi atau bahkan menghentikan aktifitas merokok teresebut?
    terimakasih.
    (Avicenna Shafhan Arfi/21601101008)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih pertanyaan Cenna. Banyak prokok yang mengetahui dampak negatif dari rokok namun mereka tetap merokok. Hal ini bisa dipengaruhi banyak hal yang membuat mereka tidak berhenti merokok. Kita dapat memberikan motivasi, dukungan atau bahkan menegur agar orang tersebut bisa berhenti merokok. Mungkin itu jawaban dari saya, semoga bisa menjawab yaa, terimakasih

      Hapus