Sabtu, 25 April 2020


MASYARAKAT DAN COVID 19


Coronavirus, merupakan virus RNA strain tunggal positif, berkapsul, dan tidak bersegmen. Kebanyakan Coronavirus menginfeksi hewan dan bersikulasi dihewan, dia dapat menyebabkan sejumlah penyakt berat pada hewan, diantaranya babi, sapi, kuda, kucing dan ayam. Coronavirus disebut dengan virus zoonotic yaitu virus yang ditransmisikan dari hewan ke manusia. Banyak hewan liar yang dapat membawa patogen dan bertindak sebagai vector untuk penyakit menular tertentu.
Masa inkubasi virus ini selama 7-14 hari, dan menyebar melalui udara dan kontak langsung dengan penderita Gejalanya demam >38 C, batuk, sesak napas yang membutuhkan perawatan di RS. Gejala ini diperberat jika penderita adalah usia lanjut dan mempunyai penyakit penyerta lainnya, seperti penyakit paru obstruktif menahun atau penyakit jantung.
Penyakit infeksi ini pertama kali muncul di Kota Wuhan, China pada sekitar akhir Desember 2019, dan kasus yang positif pertama kali di Indonesia pada tanggal 2 Maret 2020. Sampai saat ini, masih belum ada vaksin yang dapat digunakan. Oleh sebab itu, upaya pengendalian yang dapat dilakukan dalam waktu singkat adalah kesiapsiagaan. Di Indonesia sendiri telah diberlakukan physical distancing (sebelumya adalah social distancing, terus kemudian diperbarui oleh WHO menjadi physical distancing), lockdown dibeberapa daerah dan baru saja mengesahkan tentang UU PSBB (Pembatasan Sosial Bersekala Besar) namun tidak memberlakukan larangan untuk mudik sebagai upaya pengendalian penularan COVID-19 ini.
Karena kebijakan pemerintah tersebut diatas, akibatnya karyawan di beberapa perusahaan di Ibu Kota di berhentikan atau PHK (Pemutusan Hubungan Kerja), dari data sementara kurang lebih ada 1,4 Juta karyawan di PHK karena COVID-19, ini masih akan terus berlanjut. Hal ini dirasa adalah salah satu pemicu utama keinginan warga Kota besar untuk mudik (Pulang Kampung), karena keterbatasan ekonomi dan tidak adanya pekerjaan yang pasti. Hal tersebut juga dapat menekan tingkat stress seseorang, dimana pada saat stress akan meningkatkan hormone katekolamin dan akan menekan produksi imun tubuh seseorang, padahal dari yang kita tahu meningkatkan sistem imun adalah salah satu cara untuk mencegah keparahan dari penyakit COVID-19 ini.
Bertepatan dengan akan datangnya bulan Ramadhan 1441 H, tradisi mudik atau pulang kampung diduga akan menyebabkan dampak penularan yang besar ke daerah-daerah, karena setiap orang yang akan pulang tersebut tidak tahu pasti bahwa dia membawa virus yang didapat dari kota atau dari jalan dan tidak bergejala atau tidak. Sebaiknya pemberhentian kendaraan umum dirasa cukup membantu mengurangi penularan COVID-19, setiap orang dihimbau untuk melakukan perjalanan dengan kendaraan pribadi, sehingga mengurangi resiko terpapar virus saat perjalanan pulang dan melakukan isolasi mandiri selama paling tidak minimal 14 hari jika dirasa keputusan lockdown disemua daerah belum bisa dilakukan karena perihal ekonomi. Hal ini juga dipertimbangkan dengan keadaan Indonesia sebagai Negara kepulauan, yang seharusnya lebih mudah melakukan pencegahan penularan jika penyebrangan antar pulau dibuat lebih ketat dan teliti atau bahkan diberhentikan untuk penumpang.
Pentingnya edukasi masyarakat mengenai pengertian, cara penularan, cara pencegahan dan pengobatan juga perlu dilakukan, karena banyaknya masyarakat awam yang hanya tahu dari sosial media yang tidak valid (tidak bisa dimintai pertanggung jawabannya) dan menyebabkan salahnya cara pencegahan dan penanganan COVID-19 ini. Hal ini juga bertujuan untuk membuat masyarakat tenang namun waspada, sehingga sistem imun atau kekebalan tubuh dapat diproduksi dengan baik.


Referensi

Burhan, erlina. Isbaniyah, fathiyah. Dwi santoso agus., et al. 2020. Pneumonia covid-19 penanganan dan penatalaksanaan di indonesia. Perhimpunan dokter paru Indonesia :Jakarta

Pemerintah republik indonesia. Pemberlakuan PSBB 2020 https://setkab.go.id/inilah-pp-pembatasan-sosial-berskala-besar-untuk-percepatan-penanganan-covid-19/. Diakses pada tanggal 21 pukul 20:20

Kementrian kesehatan RI. 2020. Pedoman kesiapsiagaan menghadapi infeksi Novel Coronavirus (2019-nCoV). Jakarta: Kementrian Kesehatan RI

WHO. Novel Coronavirus (2019-nCoV) Situation Report-1. Januari 21, 2020.


Penulis : FATHUL MUNI’EM | 21601101074

4 komentar:

  1. Artikel yang cukup menarik. Saya ingin bertanya kepada penulis, apakah PSBB yang dilaksanakan pemerintah cukup efektif untuk mencegah penyebaran Covid19?
    Terimakasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih atas pertanyaannya. jadi menurut pribadi saya, PSBB merupakan salah satu opsi upaya dari pemerintah untuk menekan dari penyebaran covid 19. Dan itu cukup efektif bila di bandingkan dgn lockdown total yg memungkinkan pemerintah harus lebih banyak mengelurkan uang. Tapi bila pemerintah tidak melakukan apa2 itu malah memposisikan pemerintah lalai dan dianggap tidak berguna. Jadi, opsi PSBB hanyalah biar kelihatan bila pemerintah benar2 peduli sama rakyatnya. Apalagi awalnya itu hanyalah himbauan..

      Hapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus